Sunday, May 22, 2016

Profil Tokoh Filsafat dalam Islam

1.      AL-KINDI
Al-Kindi menpunyai nama lengkap Abu Yusuf Ya’qub Ibn Ishaq al- Kindi. Ia berasal dari keluarga bangsawan Arab dari Kindah di Arabia Selatan, dialah satu satunya filsuf islam yang berasal dari keturunan Arab, dan karenanya ia disebut Failasauf al-A’rab (Filsuf Orang Arab). Ia bukan hanya seorang filsuf, tetapi ia juga seorang ilmuwan yang menguasai ilmu-ilmu pengetahuan lain yang ada pada zamannya. Hal ini di buktikan dengan buku buku yang ditinggalkannya seperti matematika, geometri, astronomi, farmakologi, ilmu jiwa, dan lain sebagainya.
Beberapa karya tulis al-Kindi antara lain: Fi al-Falsafah al-Ula; kitab al-Hassi ‘ala Ta’allum al-Falsafah; Riasalat ila al-Ma’mun fi al-‘illat wa Ma’lul; risalat fi Ta’lif al-A’dad; kitab al-Falsafat al-Dakhilat wa al-Masa’il al-Mantaiqiyyat wa al-Mu’tashah wa ma Fauqa al-Thabiyyat; Kammiyat Kutub Aristoteles; Fi al-Nafs.
Hal-hal yang berkaitan dengan pemikiran filsafatnya adalah sebagai berikut:
a)     Filsafat tentang Alam
Alam bagi al-kindi bukan kekal di zaman lampau (qadim), tetapi meempunyai permulaan. Karena itu, ia lebih dekat dengan hal ini pada filsafat platinus yang mengatakan yang maha satu adalah sumber dari alamini dan sumber dari segala yang ada. Alam ini adalah alam emanasi dari yang maha satu tetapi paham emanasi ini kelihatannyatidak jelas dalam filsafat al-Kindi
b)     Hubungan Filsafat dan Agama
Menurut al-Kindi, bahwaa anrtara filsafat dan agama tidak ada pertentangan, ilmu tauhid Atau teologi adalah cabang termulia dari filsafat.Filsafat membahas tentang kebenaran atau hakikat sesuatu.kalau ada hakikat-hakikat meski ada hakikat yang pertama (Al-haqq al- Awwal).Hakikat yang pertama itu adalah tuhan. Dengan demikian, pemikiran filsafat sejalan dengan agama yang juga membicarakan tentang tuhan
c)      Falsafah tentang Jiwa
Menurut al-Kindi, bahwa jiwa manusia mempunyai tiga daya yaitu daya bernafsu yang berpusat di perut, daya berani yang berpusat di dada, dan daya berpikir yang berpusat di kepala.Daya berpikir inilah yang selanjutnya disebut akal. Dalam pemikirannya ini, aal-kindi banyak dipengaruhu oleh Aristoteles, Platon dan Plotinus.

2.      IBNU BAJJAH
Ibnu Bajjah adalah seorang filosof muslim yang pertama dan utama dalam sejarah kefilsafatan di Andalus. Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Ibnu Yahya Ibnu Al-Sha’igh, yang lebih terkenal dengan nama ibnu bajjah. Menurut beberapa literatur, Ibnu Bajjah bukan hanya seorang filosof, tetapi ia juga seorang saintis yang menguasai beberapa disiplin ilmu pengetahuan, seperti kedokteran, astronomi, fisika, musikus, dan matematika.
Beliau juga membuat beberapa karya tulis yang terpenting dalam bidang filsafat yaitu:
1.      Kitab tadbir al- mutawwahid, ini adalah kitab yang paling popular  dan panting dari seluruh karya tulisnya. Kitab ini berisikan akhlak dan politik serta usaha-usaha individu menjauhan diri dari segala macam keburukan-keburukan dalam masyarakat negara yang disebutnya sebagai insan muwahhid (manusia penyiendiri).
2.      Risalat al-Wada’, risalah ini membahas penggerak pertama (Tuhan), manusia, alam, dan kedokteran.
3.      Risalat al-ittishal, risalah ini menguraikan tentang hubungan manusia dengan akal Fa’al.
4.      Kitab al-Nafs, kitab ini menjelaskan tentang jiwa.

Berikut adalah pemikiran filsafat dari Ibnu Bajjah

a)     Akal
Ibnu Bajjah menempatkan akal dalam posisiyang sangat penting, dengan perantataraan akal, manusia dapat mengetahui segala sesuatu, termasuk dalam mencapai kebahagiaan dan masalah Ilahiyat, Akal, menurut Ibnu Bajjah terdiri dari dua jenis.
a.      Akal teoritis
Akal ini diperoleh hanya berdasarkan pemahaman terhadap sesuatu yang konkret atau abstrak
b.     Akal praktis
Akal ini diperoleh melalui penyelidikan (eksperimen) sehingga menemukan ilmu pengetauhan

b)     Jiwa
Menurut pendapat Ibnu Bajjah, setiap manusia mempunyai satu jiwa.Jiwa ini tidak mengalami perubahan sebagaimana jasmani. Jiwa adalah penggerak bagi manusia, jiwa digerakkan dengan dua jenis alat: alat-alat jasmaniah dan alat-alat rohaniah. Alat-alat jasmaniah diantaranya ada berupa buatan dan ada pula yang berupa alamiah, seperti kaki dan tangan.Alat-alat alamiah ini lebih dahulu dari alat buatan, yang disebut juga oleh Ibnu Bajjah dengan pendorong naluri atau roh insting.Ia terdapat pada setiap makhluk yang berdarah.

c)      Akhlak
Ibnu Bajjah membagi perbuatan manusia menjadi perbuatan hewani dan manusiawi.Perbuatan hewani didasarkan atas dorongan naluri untuk memenuhi kebutuha-kebutuhan dan keinginan hawa nafsu, sementara itu perbuatan manusiawi adalah perbuatan yang didasarkan atas pertimbangan rasio dan kemauan yang bersih lagi luhur.


3.      AL-FARABI
Al-Farabi bernama lengkap Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzlagh al- Farabi.Di masa kecilnya al-farabi belajar tentang agama, Bahasa Arab, Turki, dan Persia. Sewaktu muda ia tinggal di Baghdad yang merupakan pusat ilmu pengetahuan dan filsafat. Di sana ia  belajar filsafat, logika, matematika, metafisika, etika, ilmu politik, music, dan lain sebagainya. Al-Farabi pun menulis sejumlah buku antara lain berkaitan dengan logika , ilmu politik, etika, fisika, ilmu jiwa, metafisika dan lain sebagainya. Selain al-Kindi al-Farabi pun mempunyai gelar yaitu al-Muallim al-Tsani (Guru Kedua).Adapun guru pertamanya adalah Aristoteles. Di dunia Latin ia di kenal dengan nama Alpharabius.
Hal-hal yang berkaitan dengan pemikiran filsafatnya adalah sebagai berikut:
a)     Jiwa
jiwa adalah jauhar rohani sebagai form dari jasad. Kesatuan keduanya merupakan kesatuan secara accident, artinya masing-masing keduanya mempunyai substansi yang berbeda dan binasanya jasad tidak membawa binasa bagi jiwa.Jiwa manusia berasal dari ilahi, sedangkan jasad berasal dari alam khalq, berbentuk, berupa, berkadar, dan bergerak. Jiwa diciptakan tatkala jasad siap menerimanya

b)     Rekonsiliasi Al-Farabi
Al-Farabi telah berhasil merekonsiliasi beberapa ajaran filsafat sebelumnya, seprti Plato dan Aristoteles dan juga antara agama dan filsafat. Oleh karena itu, ia dikenal sebagai filosof sinkretisme yang mempercayai kesatuan filsafat. Al-Farabi =berkeyakinan bahwa aliran filsafat yang bermacam-macam itu hakikatnya hanya satu, karena tujuan filsafat ialah memikirkan kebenaran, sedangkan kebenaran itu hanya satu macam dan serupa pada hakikatnya. Jutru itu semua aliran filsafat pada prinsipnya tidak ada perbedaan kalau pun beda hanya pada lahirnya.

DAFTAR PUSTAKA
Natta Abuddin. 2011. Studi Islam Komprehensif. Jakarta:KENCANA

Zar Sirajuddin. Filsafat Islam.  Jakarta: RAJAWALI PERS